SINOPSIS
Kala hati menolak
keindahan, dalam perjalanan hidup yang telah lampau, itu pertanda betapa
gejolak jiwa saat ini tengah dilanda badai. Ranjau hidup yang menghampiri siapa
pun itu, tak sadar kadang sempat membuat perahu oleng hingga prahara cita dan cinta
menjelma sebagai cerita bermakna di kemudian hari. Diingat-ingat ataupun
dilupakan, tetap saja langkah panjang menjadi tonggak abadi penuh makna.
Tentu, tak dapat
disalahkan oleh siapa pun manusia seluruhnya di alam jagad raya ini. Jika, pada
suatu saat yang begitu sepi ada
seorang hamba
yang tengah merenung dalam kesendirian. Hatinya masih rapuh, jiwanya tengah
sunyi. Mengurai jejak diri, termangu mengilkuti alur demi alur yang tercipta,
begitulah adanya, demikianlah dekat alami memenuhi segenap relung hati yang
paling dalam.
Barangkali ada secercah asa yang dapat dipetik dari bunga kehidupan, yang berawal dari sebuah Renungan dalam Sepi, sampai diterjemahkan dalam tindak keramaian pada setiap tahapan bertingkat pada sebuah renungan jiwa. lngin rasanya, penulis hadir menemani saat renungan itu menjelma. Hanyalah melalui buku ini, terkirim untaian kesan dan pesan berbingkai kata rindu, cinta, cita yang ada.
Posting Komentar